Friday, November 21, 2008

Friday, November 14, 2008

Eagle eye trailer

Gossip Girl



To repeat one of the most pressing questions of our era: Who is Gossip Girl (the CW, Mondays at 9 p.m. ET)? People who like TV but do not watch Josh Schwarz's teensploitation soap (that is, most people) know her as a pure media phenomenon. She gives good spectacle.
Print This ArticlePRINTDiscuss in the FrayDISCUSSEmail to a FriendE-MAILGet Slate RSS FeedsRSSShare This ArticleRECOMMEND...View as single pageVIEW AS SINGLE PAGE
Yahoo! BuzzFacebook FacebookPost to MySpace!MySpaceMixx MixxDigg DiggReddit RedditDel.icio.us del.icio.usFurl FurlMa.gnolia.com Ma.gnoliaSphere SphereStumble UponStumbleUponCLOSE

The circus of paparazzi stalkings, Page Six items, obsessive-compulsive blogging, and New York self-regard that characterizes the show's publicity is its own tasty diversion. Without even trying, an innocent member of the public can follow the alleged feuds and love lives of the cast's wide-smiling starlets and brooding young studs, all of whom seem to be made out of exceptionally high-grade plastic.

Meanwhile, casual admirers—those of us who occasionally, but only occasionally, help ourselves to Gossip Girl's sumptuous buffet of classic junk-food—know her to be the omniscient narrator whose perspective combines a God's-eye view of the story's expensively educated brats with a Devils Wear Prada-level vision of their New York. We like to fantasize, every now and then, about rich people looking good while behaving badly. That kind of escapism will never go out of business, and Gossip Girl delivers it in of-the-moment fashion. From its parent-baiting promotional campaign to the name-dropping and status-shopping of its stories, the series is so desperately concerned with trendiness that it catches a current mood. Its cravenness has the accidental benefit of making it authentic.

Hard-core addicts recognize Gossip Girl as a kind of eye-candy train wreck. I mean, the CW sent out the screener bearing the first three episodes of this second season in a box bearing the image of Chuck Bass—the big villain, the leading heel, the dashing, thwarted date rapist. On the DVD, Chuck turns his stare to high and holds a sickly sweet slice of cherry pie in his open hand, threatening to smash it. The image—it approximates the aesthetic sensation of a
crushed-velvet painting or a serving of cotton candy—captures the feel of what happens when you put the disc in the machine.

The plots, being at once convoluted and beside the point, are actually difficult to spoil. There's a nonstop braiding of revenge, back-stabbing, hooking up, smoldering, simpering, and long walks in Central Park. When the writers' room is in doubt, it plunges into nonsense boldly: In coming weeks, Chuck will tamper with a deliciously ridiculous May-December romance (featuring that sexual construct of the year, the "cougar"), and that story will cross with another self-consciously silly plotline about Blair wooing a handsome Englishman. How noble is he? "Tom Hanks gave him a Kleenex at Lady Di's funeral."

Gossip Girl, all in all, is the heiress to the Claire Standish fortune. Creator Josh Schwarz makes no secret of his debts to John Hughes, and the queen bees buzzing through the all-buzz show are homages to The Breakfast Club and Molly Ringwald's high-school princess. That type is an American classic, but it's this show's

Film Disturbia


Kale (Shia LaBeouf), remaja manja yang terbiasa dengan kehidupan sempurna dengan statusnya sebagai anak tunggal harus menghadapi penemuan besarnya pasca kematian sang Ayah. Ia harus meninggalkan fasilitas yang dimilikinya karena berhadapan dengan polisi disebabkan pememukulan terhadap seorang guru di sekolah yang dianggapnya telah menyindir kematian sang Ayah yang diakibatkan kecelakaan mobil. Peristiwa ini menyebabkan gelang dengan sensor GPS mengikat pergelangan yang bisa saja memanggil polisi jika ia melewati batas 100 meter dari rumahnya.
sejak menjadi tahanan rumah, Kale hanya bisa tenang dan menikmati fasilitasnya hingga fasilitas itu dicabut Julie (Carrie Anne Moss), ibu Kale, yang menganggap semua fasilitas itu hanya menyebabkan Kale manjadi malas dan tidak karuan. Dengan demikian, kebiasaan main game, browsing internet dan nonton TV terpaksa ia tinggalkan. Hari-hari Kale menjadi penuh kekosongan.

Beranjak dari kekosongan, Kale menemukan cara baru untuk menghibur penderitaannya. Ia mulai berlagak seperti detektif yang memantau seluruh rutinitas tetangganya dari jendela kamar. Apalagi setelah kedatangan Ashley (Sarah Roemer), dara cantik yang kini menjadi tetangganya. Kegiatan ini makin sering dilakukan Kale.
Ashley memang menjadi objek pengamatan Kale, namun beranjaknya waktu, ia mulai menemukan objek lain. Tuner (David Morse). Bagi Kale, kehidupan Tuner menyimpan banyak misteri. Pemuda itu hidup seorang diri dan menyimpan banyak tanda tanya yang ingin ia bongkar. Akhirnya Kale membentuk sebuah tim penyelidikan yang melibatkan seorang sahabatnya dan juga Ashley.
Kale membaca pemberitaan surat kabar yang menceritakan kasus pembunuhan berantai dan hilangnya seorang gadis di kota kecil itu. Kecurigaan Kale pun semakin menjadi-jadi. Penyelidikan yang dilakukan Kale cs semakin gencar. Namun gelang GPs-nya selalu menjadi masalah.
Suatu malam, Kale dan Ashley menemukan mobil Tuner penyok. Gambaran ini persis sama dengan pemberitaan di surat kabar. Kecurigaannya memuncak. Apalagi malam itu mereka ,melihat Tuner dan seorang gadis masuk ke rumah sebelah dan ternyata mereka menyaksikan kejadian luar biasa.
Kale mulai yakin dengan kecurigaannya. Dengan kamera, komputer dan handphone, ia berusaha merekam gerak-gerik Tuner. Aksi ketiga remaja ini semakin ekstrim. Namun semua ini tidak berjalan lama. Tuner menyadari kalau ia sedang diperhatikan. Dapatkah misteri ini mereka ungkap?
Disturbia bukanlah film horor remaja yang hanya mengutamakan ketakutan dan ketegangan. Dengan latar sepinya jalanan pinggiran kota, DreamWorks Pictures berusaha membuat film ini terlihat menarik dan menghibur. Namun ide cerita film ini bukanlah ide baru. Terinspirasi dari kisah klasik Alfred Hitccock, Rear Window pada 1954, Disturbia akhirnya dapat menampilkan suasana baru dan berbeda dengan apa yang disuguhkan Rear Window.
Film ini tidak memberikan adegan-adegan yang rumit dan atraktif, namun sederhana. Segi inilah yang membuat penonton tertarik untuk menelusuri akhir cerita. Menurut beberapa pengkritik film, kesederhanaan inilah yang menjadi kelebihan dari film ini.
Keunggulan Disturbia juga diperlihatkan dari prestasinya. Gelar box office berhasil diperoleh pada pemutaran di minggu pertama. Pendapatannya mencapai USD100 juta di seluruh dunia dan masuk box office dengan angka USD20 juta pada pemutaran perdana.
Sebagai film horor yang tidak menampilkan begitu banyak ketegangan, namun menarik, film ini memang banyak mendapatkan kritikan dan pujian. Namun begitu banyak pengamat film yang mengatakan bahwa film ini bagus dan lebih baik daripada penampilan Rear Window

Nokia N-81

Nokia N81 adalah salah satu produk Nokia seri N yang memakai konsep dasar N-Gage. Sesuai dengan konsep dasar yang digunakan, Nokia N81 mempunyai spesifikasi pada fasilitas musik, permainan (games), dan kapasitas memori yang besar. Berdasarkan kapasitas memorinya, Nokia N81 dibedakan menjadi dua versi, yakni N81 8GB dengan kapasitas memori internal hingga 8 GB, tetapi tidak dilengkapi memori eksternal dan Nokia N81 dengan kapasitas memori eksternal yang bisa diperbesar hingga 2 GB dengan menggunakan microSD hot swappable.

Secara keseluruhan fitur musik Nokia N81 dilengkapi dengan

* Nokia Nseries digital music player yang mendukung MP3 (VBR), AAC, eAAC+, AAC+, WMA/M4A, WAV OMA DRM 1.x, 2.0, dan Windows Media DRM.
* Slot kartu memori microSD hot swappable (kotak masuk 2 GB yang mampu menyimpan sampai dengan 1600 lagu)
* Manajmen dafar putar
* Sinkronisasi musik dengan Windows Media Player 11
* Tombol media (play/pause, stop, forward, rewind)
* Tombol volume khusus (20 step volume)
* 5-band equalizer
* Konektor AV Nokia 3.5 mm
* Dukungan Navi™ wheel
* Streaming musik UPnP (Universal Plug and Play)
* Profil A2DP teknologi nirkabel Bluetooth (Bluetooth stereo)
* Speaker stereo terintegrasi
* Nokia Stereo Music Headset (HS-45 + AD-54) sebagai aksesoris kotak

Nokia N81 dilengkapi dengan dua pengeras suara stereo (stereo speaker) yang mempunyai kemampuan mengeluarkan suara musik yang jernih. Headset menggunakan jack berukuran 3,5 mm yang merupakan jack tandar untuk headset. Slot headset terletak di bagian atas ponsel. Ketika menggunakan headset, suara musik yang dihasilkan sama jernihnya. Nokia N81 sudah mendukung teknologi Bluetooth A2DP untuk mendengar musik menggunakan headset nirkabel. Kemampuan pemutar musik pada Nokia N81 sudah multitasking, sehingga pengguna tetap bisa mengakses fitur lainnya sambil mendengarkan musik. Pemutar musiknya, memilki pengaturan equalizer untuk memaksimalkan suara dari jenis aliran musik.

Permainan (games)

Permainan (games) merupakan salah satu fitur unggulan Nokia N81. Penerapan konsep dasar N-Gage membuat tampilan permainan di layar jadi lebih menarik. Tombol untuk bermain games menjadi satu dengan tombol pemutar musik, tergantung fitur apa yang sedang digunakan. Pada bagian atas Nokia N81 terdapat tombol untuk fitur game, yang baru berfungsi saat memainkan games dalam keadaan layar melebar (landscape). Namun hal ini juga tergantung dari jenis games yang dimainkan. Ada beberapa jenis permainan pada Nokia N81, seperti Space Impact Light, Asphalt game demo, dan Fifa soccer demo. Jika permainan tidak mendukung tombol tersebut, maka tombol tidak mempunyai fungsi apapun. Saat bermain FIFA Soccer 2007 pengguna bisa memilih menggunakan tampilan layar memanjang (portrait) atau melebar (landscape). Sedangkan untuk jenis permainan yang sifatnya bersenang-senang seperti COTD hanya bisa dimainkan dengan tampilan portrait. Saat bermain pun kita hanya perlu menekan tombol angka 5.

Ipod

iPod adalah merek serangkaian perangkat pemutar media digital yang dirancang dan dijual oleh Apple Computer (Hewlett-Packard juga sempat menjual produk tersebut dengan nama Apple iPod + HP). Nama "iPod" juga dahulu merupakan nama salah satu varian pemutar media digital dalam rangkaian tersebut (varian ini kini disebut "iPod classic"). Sebagian besar varian iPod memberikan antarmuka pengguna (user interface) yang sederhana dengan menggunakan disain dalam bentuk roda putar (scroll wheel). iPod classic menyimpan datanya di dalam sebuah hard drive, sementara model lainnya menggunakan flash memory. Seperti sebagian besar perangkat pemain musik lainnya, iPod bisa digunakan sebagai hard drive eksternal bila disambungkan ke sebuah komputer.

Tony Fadell pertama kali mendapat ilham untuk membuat iPod di luar perusahaan Apple Computer: saat itu ia mengalami kesulitan mencari dana untuk membiayai perangkat pemain musik yang ia ciptakan.[rujukan?] Pada waktu ia menunjukkannya kepada Apple Computer, perusahaan tersebut menyewanya sebagai kontraktor mandiri untuk membuahkan hasil dari projek ini. Ia diberikan tanggung jawab untuk menggalang tim yang akan mengembangkan dua generasi pertama dari perangkat ini. Setelah itu perkembangan iPod yang selanjutnya dilakukan di bawah naungan Jonathan Ive yang merupakan kepala grup disain industri di Apple Computer.

Sampai bulan Oktober 2004, iPod mendominasi penjualan perangkat pemain musik di Amerika Serikat, dengan meraih 92% dari pasaran perangkat hard drive dan lebih dari 65% dari pasaran jenis lainnya. iPod telah berhasil dijual dengan pesat, melebihi sepuluh juta unit dalam tiga tahun terakhir ini. Perangkat tersebut mempunyai pengaruh kebudayaan yang sangat besar di masyarakat bila dibanding dengan saat alat tersebut pertama kali diluncurkan.

iPod pada awalnya hanya bisa dipakai dengan komputer Macintosh, tetapi pada tanggal 17 Juli 2002, Apple Computer mulai menjual iPod versi Windows dengan menggunakan format hard drive FAT32 daripada HFS Plus. [1] Piranti lunak iTunes versi Windows diperkenalkan pada tanggal 16 Oktober 2003 [2]; sebelumnya, pengguna Windows harus bergantung kepada piranti lunak lain seperti Musicmatch Jukebox, ephPod or XPlay untuk mengatur koleksi lagu di dalam iPod mereka.

Generasi terbaru dari iPod dengan dock tidak lagi membedakan antara versi Macintosh dengan Windows. iPod ini secara default dijual dengan hard drive-nya diformat untuk digunakan dengan Macintosh. Pembeli dapat merubat format tersebut supaya bisa digunakan dengan Windows. Sebuah iPod yang diformat HFS Plus have bisa dipakai dengan Macintosh karena Windows tidak mengenal format HFS Plus. Tetapi karena Macintosh bisa mengenal format FAT32, sebuah iPod yang diformat FAT32 bisa dipakai baik dengan Macintosh atau Windows. Tetapi HFS Plus memberikan sedikit lebih banyak ruang untuk menyimpan lebih banyak data, dan juga membuat iPod bisa dipakai sebagai boot disk untuk komputer Macintosh.

Pada tanggal 8 Januari 2004, Hewlett-Packard mengumumkan bahwa mereka akan melisensi iPod dari Apple Computer untuk menciptakan sebuah perangkat pemain musik bermerek HP yang akan diberi nama HPod. Esok harinya, pimpinan Hewlett-Packard Carly Fiorina mengeluarkan iPod berwarna biru pada pada pameran 2004 Consumer Electronics Show. Walaupun iPod biru tersebut tidak pernah diproduksi, model yang dipakai HP sekarang adalah sama persis dengan iPod dari Apple dan dijual dengan nama "Apple iPod + HP".

iPod generasi kelima diluncurkan pada Oktober 2005 dan kemudian diperbaharui pada September 2006. Generasi iPod kelima mempunyai fitur pemutar video sampai dengan 640 x 480 pixel dan mempunyai daya tahan baterai hingga 24 jam. Para pengguna dapat mengambil video, games dan audiobooks dari iTunes Store.

Pada 5 September 2007, Apple meluncurkan iPod generasi keenam (kini dipanggil "iPod classic"), iPod nano generasi ketiga, dan varian baru bernama iPod touch. iPod touch menggunakan layar sentuh yang juga digunakan iPhone.

Saturday, October 11, 2008

New and else

Finally. Gw punya blog. Ha3x. Ni pertama kalinya gw buat karena waktu tu di fs gak bisa buat. Selain itu karena...... Ha3x. Liburan berakhir juga dengan cepat. Walaupun liburan gw habiskan kebanyakan di rumah. Lagian pembantu dah pulang. Gw menjadi cinderella. Ha3x. Gw nyuci. Dan kadang nyetrika. Tp punya sendiri. Sedangkan kakak gw dengan enaknya nyuruh2x doank. Huh. Menyebalkan. Gw kira dengan menyuci dll gw bakal kurusan. Ternyata gak. Gw malah gendutan. Nasib emang. Ha3x. Lagian sebenarnya gw kebanyakan nonton tv juga. Dan akhirnya dari situ,gw bisa menemukan tontonan menarik. Ha3x. Jadinya liburan tidak terlalu dihabiskan dengan percuma ya? Ha3x.